Ilmu Ukur Tanah. Zaman Mesir Kuno ( 140 SM) pekerjaan pemetaan tanah dilakukan untuk keperluan perpajakan atau yang dikala ini dikenal dengan kadaster. sehabis perang dunia I dan ke II pengkuran tanah berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi modern baik dalam pengumpulan data maupun pengolahannya. Peralatan konvesional digantikan dengan peralatan automatis dan elektronik begitu juga dalam pengolahannya dan dilakukan dengan metode komputerisasi.
Dibidang teknik sipil para insinyur sangat memerlukan data yang akurat untuk pembangunan jalan, jembatan, susukan irigasi, lapangan udara, pehubungan cepat, sistem penyediaan air higienis pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa, penambngan, terowongan. Semua itu diharapkan pengukuran tanah yang alhasil berupa peta untuk perencanaan. Agar alhasil sanggup dipertanggung jawabkan maka pengkuran harus dilakukan secara benar, sempurna dan akurat.
Ilmu ukur tanah yakni suatu cabang dari ilmu Geodesi yang mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi. dengan cara melaksanakan pengukuran-pengukuran guna mendapat gambar peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-titik detail alam maupun buatan insan mencakup posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air maritim rata-rata. Agar titik-titik di permukaan bumi yang tidak teratur bentuknya sanggup di pindahkan ke atas bidang datar maka di perlukan bidang mediator antara lain : bidang Ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk luas wilayah 55 km).
Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah sanggup dianggap sebagai disiplin yang mencakup semua metoda untuk menghimpun dan melalukan proses info dan data perihal bumi dan lingkungan fisik. Dengan perkembangan teknologi dikala ini metoda terestris konvensional telah dilengkapi dengan metoda pemetaan udara dan satelit yang berkembang melalui program-program pertanahan dan ruang angkasa.
Hasil Dari Pengukuran Tanah yakni :
Dibidang teknik sipil para insinyur sangat memerlukan data yang akurat untuk pembangunan jalan, jembatan, susukan irigasi, lapangan udara, pehubungan cepat, sistem penyediaan air higienis pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa, penambngan, terowongan. Semua itu diharapkan pengukuran tanah yang alhasil berupa peta untuk perencanaan. Agar alhasil sanggup dipertanggung jawabkan maka pengkuran harus dilakukan secara benar, sempurna dan akurat.
Ilmu ukur tanah yakni suatu cabang dari ilmu Geodesi yang mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi. dengan cara melaksanakan pengukuran-pengukuran guna mendapat gambar peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik-titik detail alam maupun buatan insan mencakup posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air maritim rata-rata. Agar titik-titik di permukaan bumi yang tidak teratur bentuknya sanggup di pindahkan ke atas bidang datar maka di perlukan bidang mediator antara lain : bidang Ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk luas wilayah 55 km).
Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah sanggup dianggap sebagai disiplin yang mencakup semua metoda untuk menghimpun dan melalukan proses info dan data perihal bumi dan lingkungan fisik. Dengan perkembangan teknologi dikala ini metoda terestris konvensional telah dilengkapi dengan metoda pemetaan udara dan satelit yang berkembang melalui program-program pertanahan dan ruang angkasa.
Hasil Dari Pengukuran Tanah yakni :
- Memetakan bumi (daratan dan perairan),
- Menyiapakna peta navigasi perhubungan darat, maritim dan udara;
- Memetakan batas-batas pemilikan tanah baik perorangan maupun perusahaan dan tanah negara
- Memrupkan bank data yang mencakup info tata guna lahan dan sumber daya alam untuk pengelolaan lingkungan hidup,
- Menentukan fakta perihal ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnit bumi serta
- Mempersiapkan peta bulan , planet dan benda angkasa lainnya.
Metode surveying Dalam sejarahnya, jarak diukur dengan banyak sekali cara ibarat memakai tali atau rantai yang direntangkan, referensi rantai Gunther. Cara kuno ibarat ini mengharuskan surveyor harus memutuskan alat ukurnya ketika berhadapan dengan tanah miring. Pengukuran sudut umumnya memakai kompas yang menghasilkan sudut antara satu titik dengan titik lainnya relatif terhadap kutub utara kompas sehingga nilainya sanggup berupa 0 sampai 359. Pengukuran yang lebih teliti akan mendapat detik sudut. Dikutip Dari Wikipedia.org.
.
.
Buat lebih berguna, kongsi: