Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial - Suatu masyarakat tentunya mempunyai kriteria dan ukuran penghargaan tertentu terhadap hal-hal yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran penghargaan yang lebih tinggi terhadap suatu hal, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi daripada hal-hal lain. Fenomena sosial tersebut mengakibatkan lapisan masyarakat yang membedakan kedudukan atau posisi seseorang atau dikelompok sosial secara vertikal atau stratifikasi Sosial. Nah apa sih startifikasi sosial itu dan apa dasar, sifat, bentuk dan pengaruhnya? Untuk menjawab pertanyaa tersebut kali ini akan membahas perihal Stratifikasi Sosial secara lengkap. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratafikasi berasal dari kata bahasa Latin, statum. Arti kata ini yakni lapisan atau pelapisan. Dalam kaitannya dengan masyarakat, stratafikasi sosial berarti lapisan yang terdapat di masyarakat. Stratafikasi masyarakat merupakan perbedaan yang terdapat di masyarakat dalam tingkat yang vertikal. Perbedaan secara vertical menyatakan bahwa di dalam masyarakat terdapat perbedaan tinggi/ rendah status (kedudukan) seseorang.

Berikut di bawah ini merupakan pengertian stratifikasi sosial berdasarkan pendapat para ahli, diantaranya adalah:
  1. Pitirim A. Sorokin
    Stratifikasi sosial diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (herarkis). Perwujudannya yakni kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin, mengemukakan bahwa inti dari lapisan sosial yakni tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dengan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggotaanggota masyarakat.

  2. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
    Stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.

  3. Soejono Soekanto
    Stratifikasi sosial yakni pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.

  4. Astried S. Susanto
    Stratifikasi sosial yakni hasil kebiasaan kekerabatan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap dikala mempunyai situasi yang memilih hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.

  5. D. Hendropuspito OC
    Stratifikasi sosial yakni tatanan vertikal banyak sekali lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan

  6. Bruce J. Cohen
    Stratifikasi sosial yakni sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.

  7. Robert M.Z. Lawang
    Stratifikasi sosial yakni penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis berdasarkan dimensi kekuasaan, privelese dan prestise.

Dari definisi-definisi di atas sanggup disimpulkan bahwa pelapiasan sosial yakni pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Mengapa di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial? Pelapisan sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai.

B. Dasar Ukuran Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat, khususnya di Indonesia ukuran atau kriteria yang biasa digunakan untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan (kelas sosial) tertentu yakni sebagai berikut:

  1. Ukuran Kekayaan
    Kekayaan atau materi sanggup dijadikan sebagai ukuran penempatan status seseorang dalam lapisan masyarakat. Oleh karenanya, orang yang mempunyai harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihormati dan dihargai daripada orang miskin. Ukuran kekayaan ini sanggup dilihat dari bentuk rumah modern, jenis pakaian yang dipakai, pemilikan sarana komunikasi dan transportasi, serta kebiasaan mengonsumsi barang-barang mewah.

  2. Ukuran Kekuasaan
    Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang mempunyai kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah. Contoh: pimpinan perusahaan dengan karyawannya.

  3. Ukuran Keturunan
    Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Dalam hal ini keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Contoh: gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa, dan Tengku di masyarakat Aceh. Kesemua gelar ini diperoleh berdasarkan kelahiran atau keturunan. Apabila seseorang berasal dari keluarga darah biru secara otomatis orang tersebut menempati lapisan atas berdasarkan keturunannya.

  4. Ukuran Kepandaian atau Ilmu Pengetahuan
    Kepandaian serta kemampuan menguasai ilmu pengetahuan sanggup pula menjadi dasar dalam pelapisan sosial. Seseorang yang berpendidikan tinggi atau bergelar sarjana tentunya mempunyai status yang lebih tinggi. Sebagaimana orang yang menguasai ilmu pengetahuan akan menempati posisi yang paling tinggi dalam sistem pelapisan masyarakat. Contoh: profesor, doktor, dan lainlain.
 Suatu masyarakat tentunya mempunyai kriteria dan ukuran penghargaan tertentu terhadap hal Stratifikasi Sosial



C. Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial

Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai. Perkembangan zaman yang senantiasa berubah, sesuatu yang dihargai dan dianggap bernilai pun berubah. Perubahan tersebut lah yang menjadikan bentuk-bentuk stratifikasi semakin beragam. Secara garis besar bentuk-bentuk stratifikasi sosial sebagai berikut.

  1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
    Dalam stratifikasi ini dikenal dengan sebutan kelas sosial. Kelas sosial dalam ekonomi didasarkan pada jumlah pemilikan kekayaan atau penghasilan. Secara umum pembagian terstruktur mengenai kelas sosial terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut.
    • Kelas Sosial Atas
    • Kelas Sosial Menengah
    • Kelas Sosial Bawah

  2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial
    Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial yakni pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya. Oleh sebab itu, anggota masyarakat yang mempunyai kedudukan sosial yang terhormat menempati kelompok lapisan tertinggi. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan sosial akan menempati pada lapisan lebih rendah. Contoh: seorang tokoh agama atau tokoh masyarakat akan menempati posisi tinggi dalam pelapisan sosial.

  3. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
    Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

    Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik menjadikan masyarakat terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok lapisan atas yaitu elite kekuasaan disebut juga kelompok lebih banyak didominasi (menguasai) sedangkan kelompok lapisan bawah, yaitu orang atau kelompok masyarakat yang dikuasai disebut massa atau kelompok terdominasi (terkuasai).

  4. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Pendidikan
    Antara kelas sosial dan pendidikan saling memengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk mencapai pendidikan tinggi diharapkan uang yang cukup banyak. Selain itu, diharapkan juga motivasi, kecerdasan, dan ketekunan. Oleh sebab itu, tinggi dan rendahnya pendidikan akan kuat pada jenjang kelas sosial.

D. Sifat-sifat Stratifikasi Sosial

Dalam sosiologi dikenal tiga sistem stratifikasi sosial, yaitu stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran.

  1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
    Stratifikasi sosial tertutup dalam masyarakat sanggup digambarkan menyerupai pada gambar di samping. Stratifikasi tertutup yakni stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Satu-satunya jalan untuk masuk dalam stratifikasi ini melalui kelahiran atau keturunan. Wujud kasatmata dari stratifikasi ini yakni sistem kasta di Bali. Kaum Sudra tidak sanggup pindah posisi ke lapisan Brahmana. Atau masyarakat rasialis, kulit gelap (Negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.

  2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
    Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis sebab mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata sanggup bebas melaksanakan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horizontal. Pada umumnya, sistem pelapisan ini, memperlihatkan kesempatan kepada setiap anggota untuk naik ke strata yang lebih tinggi, atau turun ke strata yang lebih rendah. Selain itu, sistem pelapisan terbuka memperlihatkan perangsang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat. Contoh, seorang yang miskin sebab perjuangan dan kerja keras sanggup menjadi kaya, atau sebaliknya.

  3. Stratifikasi Campuran
    Stratifikasi adonan diartikan sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang tertentu, tetapi membiarkan untuk melaksanakan perpindahan lapisan pada bidang lain. Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun sebab sesuatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya mempunyai kedudukan rendah maka ia harus beradaptasi dengan hukum kelompok masyarakat di Jakarta.

E. Pengaruh Stratifikasi Sosial

Setiap bentuk stratifikasi yang ada dalam masyarakat (sistem lapisan sosial) akan mempunyai konsekuensi. Beberapa konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial, yaitu:

  1. Timbulnya Kelas Soisal
    Stratifikasi sosial menggolonggolongkan masyarakat ke dalam kelompokkelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan menyebarkan pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya supaya berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha menggandakan kelompok sosial yang berada di atasnya.

    Kelompok yang berada di atas yakni kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur segala sesuatu dengan uang. Prestise atau gengsi menjadi kepingan dari hidupnya. Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi, sehingga tidak segan menghamburkan uang demi menjaga gengsinya tersebut.

  2. Kesenjangan Sosial
    Konsekuensi lain sebagai tanggapan dari stratifikasi sosial yakni kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Tentu saja kesenjangan sosial lebih didominasi oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan semakin kuat untuk bertahan hidup. Sebaliknya, kelompok bawah yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan.

  3. Polarisasi Power
    Polarisasi berarti pembagian suatu unsur menjadi dua kepingan yang berlawanan, sedangkan power sendiri diartikan sebagai kekuatan. Jadi, secara bebas polarisasi power sanggup didefininisikan sebagai pembagian kekuatan.

    Dalam hal ini, pembagian masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah yang tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan saja, akan tetapi lebih pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok masyarakat tersebut yang saling berlawanan.

Semoga artikel Sosiologi perihal Stratifikasi Sosial di atas bisa bermanfaat bagi sahabat sekalian. Apabila ada dari sahabat sekalian yang mneemukan kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan dari artikel tersebut di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Terima kasih. ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^
Buat lebih berguna, kongsi:
close