Contoh Dan Makna Serta Arti Peribahasa

Contoh dan Makna serta Arti Peribahasa

Berikut ini ditulisakan pengertian dan penggolongan peribahasa. Tidak hanya itu, dalam goresan pena ini juga disertakan 144 peribahasa beserta maknanya. Yang termasuk peribahasa yakni adalah perumpamaan, bidal, pepatah, dan juga ungkapan. Bidal dan pepatah biasanya mengandung nasehat atau petunjuk. Pepatah dari kata dasar patah; dimaksudkan untuk mematahkan kata/ucapan orang (yang sombong dan sebagainya). Dimaksudkan untuk menyangkal perkataan orang tersebut. Misalnya bila ada seseorang yang menyombongkan diri perihal keberaniannya dan sebagainya dan ada orang yang mengetahui bahwa yang diucapkan sesungguhnya tidak benar, maka orang yang mengerti tersebut berkata “Anjing menyalak tidak menggigit!” maka akan patah dan terhentilah ucapan orang yang sombong tadi.

Berikut ini dituliskan 114 peribahasa beserta makna dan artinya:

Ada gula ada semut = orang kaya (sesuatu yang menguntungkan) biasanya dikerumuni orang untuk ikut mencicipi kekayaannya.
Adakah dari telaga jernih mengalir air yang keruh? = dari orang baik/sumber yang baik tentu akan mengeluarkan kata-kata (sesuatu) yang baik pula.
Adat sepanjang jalan cupak sepanjang betung = masing-masing negeri/wilayah/daerah/tempat mempunyai moral dan kebiasaan masing-masing yang mungkin berbeda.
Adat teluk timbunan kapal = orang miskin minta pinjaman kepada orang yang kaya.
Ada udang di balik watu = ada maksud lain yang tersembunyi dari hal yang dilakukan.
Adat renta menanggung ragam = orang renta biasa menanggung majemuk cobaan.
Air beriak tanda tak dalam = orang yang sombong tapi ilmunya tidak dalam (tak pandai)
Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga = biasanya tingkah laris anak sama dengan orang tuanya.
Air jernih ikannya jinak = negeri yang tidak keruh (teratur, tenteram, makmur) rakyatnya juga akan sentosa dan sejahtera.
Air susu dibalas dengan air tuba = suatu kebaikan justru dibalas dengan keburukan.
Air damai menghanyutkan = orang pendiam tetapi sesungguhnya pintar (berilmu)
Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan = tidak menghiraukan tanggung jawab sendiri justru melaksanakan hal yang bukan pekerjaannya.
Anak dipangku kemenakan dibimbing = melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab sebaik-baiknya.
Anak kambing takkan jadi anak harimau = anak seorang biasa tidak mungkin menjadi anak seorang bangsawan.
Asam di gunung, garam di bahari bertemu dalam belanga = bila sudah jodoh, biarpun terpisah sangat jauh tetap akan bertemu dan berkumpul juga.
Anjing menyalak tidak menggigit = orang yang banyak bicara dan suka mengancam sesungguhnya yakni penakut.
Asal itik pulang ke pelimbahan, asal ayam pulang ke lesung = ada pusaka dan kebiasaan tidak gampang ditinggalkan.
Ayam bertelur dalam padi mati kelaparan = orang yang berpenghasilan (mempunyai harta) banyak masih kesulitan uang juga.
Barang siapa menggali lubang, jatuh ke dalamnya = bila orang berniat untuk mencelakakan orang lain, ia sendiri akan menerima kesialan tersebut.
Bayang-bayang sepanjang tubuh = perbuatan yang kita lakukan harus sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Belum beranak ditimang sudah = menganggap sudah menguasai atau mempunyai sesuatu yang belum pasti.
Belum bergigi hendak menggigit = menganggap diri sendiri sudah mempunyai kemampuan tetapi sesungguhnya masih belum.
Belum bertaji sudah berkokok = masih belum cukup (umur/kemampuan) tetapi sudah menyombongkan diri.
Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian = lebih baik orang bekerja keras dulu di awal, gres sesudah sukses bisa hidup senang.
Berani sebab benar takut sebab salah = sebab merasa benar orang akan berani melaksanakan sesuatu, begitu juga sebaliknya.
Berapa berat mata memandang, berat juga pundak memukul = lebih berat orang yang melaksanakan pekerjaan daripada orang yang hanya melihat saja.
Berat sama dipikul ringan sama dijinjing = susah dan bahagia suatu keadaan tetap dilakukan gotong royong (gotong-royong).
Berdikit-dikit usang lama jadi bukit = harta (ilmu) yang didapat dan dikumpulkan bertahap lama-lama akan menumpuk dan menjadi banyak.
Bergantung di akar lapuk = mengharap pinjaman dari orang yang tidak bisa menolong.
Berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan pengecap = dalam mengerjakan segala sesuatu harus berhati-hati.
Berjenjang naik bertangga turun = Adat (tempat/pekerjaan) sesuai dengan aturannya masing-masing.
Berkata peliharakan pengecap = dalam berkata harus hati-hati supaya tidak menyakiti orang lain.
Berlayar hingga ke pulau berjalan hingga ke batas = dalam mengerjakan segala sesuatu harus hingga pada tujuannya. jangan setengah-setengah.
Bermain air basah, bermain api hangus = tiap-tiap pekerjaan tentu ada risiko yang harus ditanggung.
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh = kalau kita bersatu dalam mengerjakan banyak hal maka kita akan kuat, tetapi kalau memaksakan kehendak langsung masing-masing maka kita akan lemah dan gampang dihancurkan.
Bertanam tebu di bibir = hanya manis di bibir saja, memaniskan perkataan tapi di dalam hati lain maksudnya.
Besar kapal besar gelombang = semakin tinggi derajat (semakin banyak harta) maka semakin besar pula cobaan/bahaya yang harus dihadapi.
Besar pasak daripada tiang = pengeluaran lebih besar dari penghasilannya.
Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar = mengerjakan sesuatu hendaklah dengan damai supaya berhasil.
Buruk muka cermin dibelah = kita yang salah justru orang lain yang dipersalahkan.
Buruh membadai di atas merendah diharap jangan = jangan mengharapkan sesuatu yang sulit sekali diperoleh.
Cepat kaki ringan tangan = selalu siap sedia dan rela membantu orang yang membutuhkan.
Dalam bahari sanggup diduga, dalam hati siapa tahu = kita sanggup mengetahui hal lain meskipun sulit tetapi tidak sanggup mengetahui maksud hati orang lain.
Daripada berputih mata, lebih baik berputih tulang = daripada hidup dalam keadaan aib lebih baik mati saja.
Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah = daripada hidup dengan keburukan/rasa aib maka lebih baik mati saja.
Datang tampak muka, pergi tampak punggung = kedatangan maupun kepergiannya disambut dengan baik.
Dibawa tidur keluh kesah, dibawa duduk rasa tak bahagia = orang yang sedang kalut (galau) atau duka hati sebab banyak yang dipikirkan.
Dilihat rupa dimakan rasa = apa yang dikerjakan hendaklah baik rupanya (tampilannya) yummy juga rasanya (bermanfaat).
Diluar bagai madu, di dalam bagai empedu = tipu kecerdikan busuk jahat selalu dilakukan dengan lemah lembut.
Disangka panas hingga petang kiranya hujan tengah hari = dipikir yummy hidupnya hingga hari renta ternyata celaka pada ketika muda.
Ditepuk air didulang terpercik muka sendiri juga = menceritakan keburukan orang lain ternyata diri sendiri juga mengalami hal yang sama.
Ditetak air tak putus = Melakukan pekerjaan yang tidak mungkin (tidak mungkin diselesaikan)
Duduk di bawah-bawah mandi di hilir-hilir = selalu merendahkan diri sendiri.
Duduk menyerupai kucing melompat menyerupai harimau = orang yang sepertinya tak berdaya ternyata sesungguhnya sangat tangkas dan pintar dalam melaksanakan tugasnya.
Gajah di kelopak mata tidak tampak, bakteri di seberang lautan tampak = kesalahan diri sendiri yang besar tidak diketahui, kesalahan orang lain yang kecil justru diketahui.
Guru kencing bangun murid kencing berlari = perbuatan guru yang buruk akan ditiru lebih buruk lagi oleh murid-muridnya.
Hancur tubuh dikandung tanah, budi baik dikenang juga = walaupun kita sudah mati, tetapi kebaikan yang pernah dilakukan tidak akan pernah dilupakan orang.
Harapkan burung terbang tinggi punai ditangan dilepas = sebab mengharapkan keuntungan yang jauh lebih besar hasil sedikit yang sudah ditangkap justru dilepaskan.
Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan = membuang sesuatu yang sudah didapatkan untuk mengejar sesuatu yang masih jauh di angan-angan.
harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading = orang mati yang dikenang yakni perilakunya (jasanya).
Hidup segan mati tak hendak = sangat merana hidupnya.
Ia sepanjang hari kesepakatan sehabis bulan = tidak pernah menepati janji.
Ibarat menggenggam bara, terasa panas dilepaskan = mengerjakan sesuatu sesudah terasa sulit justru ditinggalkan (tidak diselesaikan).
Ilmu yang tiada dengan amal menyerupai pohon yang tidak berbuah = ilmu yang tidak dilakukan tentu tidak akan bermanfaat.
Indah kabar dari rupa = lebih baik kabarnya daripada kenyataannya.
ingat sebelum kena ekonomis sebelum habis = kita harus waspada dan mengadakan persediaan sebelum kesulitan tiba di hari kemudian.
intan itu biarpun keluar dari ekspresi anjing sekalipun intan juga = sesuatu yang baik (nasehat) meskipun diucapkan oleh orang yang hina tetaplah menjadi hal yang baik pula.
Jangan dilawan buaya menyelam air = tidak mungkin orang kecil melawan orang yang besar.
Jatuh ditimpa tangga = kemalangan yang tiba bertubi-tubi.
Jauh berjalan banyak dilihat usang hidup banyak dirasai = makin jauh orang merantau makin banyak pengetahuannya, makin usang seseorang hidup maka akan semakin banyak pengalaman yang dirasakannya.
jauh di mata bersahabat di hati = biarpun secara fisik saling berjauhan, tetapi perasaannya selalu dekat.
Jika pintar meniti buih selamat tubuh di seberang = kalau pintar membaca keadaan dan mau untuk bekerja keras pasti akan mencapai kesuksesan.
Kalau kail panjang sejengkal dalam bahari hendak diduga = bila tidak bisa melaksanakan sesuatu yang kecil (sederhana) jangan coba-coba untuk melaksanakan hal yang lebih besar.
Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah = kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak terbatas, sedangkan kasih sayang anak kepada orang tuanya tidak seberapa.
ke bukit sama mendaki ke lurah sama turu = kesulitan dan kesenangan sama-sama dilalui bersama.
Kecil termanja-manja besar terbawa-bawa = kebiasaan di masa kanak-kanak akan menjadi tabiat/kebiasaan di masa dewasa.
Katak hendak jadi lembu = ingin menggandakan orang lain yang tidak sesuai dengan kapasitas da kemampuannya sendiri.
Kalah membeli menang menggunakan = membeli dengan harga yang sangat mahal tetapi digunakan dalam jangka waktu yang usang (awet)
kemana kelok lilin ke sana kelok loyang = orang yang meminjamkan uang dan ingin memungut keuntungan dari pinjamannya, maksudnya tak mungkin dihalangi.
Kalah jadi abu, menang jadi arang = dalam sebuah pertengkaran, perkelahian, pertempuran, siapapun yang kalah atau menang sama-sama rugi.
kalau tak ada api, tak mungkin ada asap = kalau tak ada kejadian tak mungkin ada berita. Segala sesuatu ada penyebabnya
laba sama dibagi rugi sama diterjuni = dalam keadaan rugi atau untung ditanggung bersama.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya = masing-masing tempat dihuni oleh orang dengan watak dan moral kebiasaan yang berbeda-beda.
Lubuk logika tepian ilmu = orang yang pintar menjadi tempat untuk bertanya.
Makan nasi serasa lilin, minum air serasa duru = keadaan yang sangat duka dan susah sehingga segala sesuatu terasa menyakitkan.
maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak hingga = berkeinginan (cita-cita) tetapi tidak kesampaian.
Malu bertanya sesat di jalan = sebab tidak mau menanyakan kepada orang yang mengerti maka ia akan memahami dengan cara yang salah.
Mati kesturi sebab baunya = Orang merugi justru sebab kelebihan yang dimilikinya.
Membasuh muka dengan air liur = menambah keburukan diri sendiri.
Meminta dedak kepada orang mengubik = meminta pinjaman kepada orang yang tidak mampu.
Mempertinggi tempat jatuh = menambah kesalahan (hukuman) untuk diri sendiri.
Menari di ladang orang = bersenang-senang tanpa mau memikirkan kesulitan orang lain.
Mencari jejak dalam air = pekerjaan yang tidak mungkin.
Menegakkan benang lembap = pekerjaan yang tidak mungkin untuk dilakukan.
Mengukur sama panjang, menimbang sama berat = bertindak dengan sangat adil.
Menjemur sementara hari panas = melaksanakan tindakan yang bermanfaat selagi ada waktu luang.
Menjilati air liur = Mencabut atau menarik kembali ucapan yang sudah terlanjur disampaikan.
Murah di ekspresi mahal di timbangan = Praktis sekali berjanji tetapi sangat sulit untuk ditepati.
Ombak kecil jangan diabaikan = jangan memandang rendah pada sesuatu yang kecil sebab bisa berbahaya.
Orang buta diberi sulu = memperlihatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya, maka akan menjadi pekerjaan yang sia-sia. Suluh = lampu.
Pagar makan flora = Orang yang seharusnya menjaganya malah merusaknya.
orang mengantuk didorongkan bantal = orang yang menerima sesuatu yang sangat diinginkan.
Panas hari lupa kacang akan kulitnya = sesudah menerima kesenangan, melupakan asal-usulnya (orang yang telah membantunya)
Panas setahun dihapus oleh hujan sehari = Kebaikan yang sangat banyak diabaikan sebab ada kesalahan sedikit.
Pandai berminyak air = sangat pintar berpura-pura.
Pikir dulu pendapatan, sesal kemudian tak mempunyai kegunaan = pendapat dan ucapan hendaknya dipikirkan sebelum diucapkan sebab menyesal di kemudian hari tidak akan mempunyai kegunaan lagi.
Pikir itu pelita hati = pikiran dan logika itu sangat berkaitan dengan kejernihan / kecerahan hati.
Pucuk dicinta ulam tiba = menerima sesuatu yang lebih baik dari yang dibutuhkan sebelumnya.
Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah = pemimpin yang adil akan dihormati oleh rakyatnya, raja yang lalim niscaya akan ditentang oleh rakyatnya.
Rendah gunung tinggi harapan = harapan yang sangat tinggi melebihi tingginya gunung.
Sambil berdendang biduk hilir = mengerjakan sesuatu yang sangat mudah.
Sambil berdiang nasi masak = mengerjakan pekerjaan yang mudah, mengerjakan dua hal yang menyenangkan tetapi sama menghasilkan.
Sayang ibu sepanjang jalan, sayang anak sepanjang penggalah = kasih sayang seorang ibu tidak terbatas sedangkan kasih sayang anak kepada ibunya sangat pendek (dapat diukur)
Sebab nila setitik rusak susu sebelanga. = sebab kesalahan kecil maka rusak semua kebaikan yang sudah diperbuat.
Sebelum hujan payung disediakan = mempersiapkan segala sesuatu yang bermanfaat di kemudian hari.
Sedia payung sebelum hujan = mempersiapkan sesuatu sebelum kesulitan datang.
Seekor kerbau berkubang, semua kena luluknya = yang salah hanya satu orang tetapi yang menanggung alhasil yakni semua orang.
Sehari selembar benang, setahun selembar kain = barang yang asalnya sedikit kalau ditelateni akan menjadi banyak. Harus konsisten.
Seikat jadi kuat, sehelai jadi gulai = bersatu kita teguh bercerai kita runtuh = kalau bersatu akan menjadi kekuatan, kalau individualis maka akan melemahkan.
Sekali lancung ke ujian, seumur orang takkan percaya = sekali saja orang berbuat curang maka selama hidupnya orang tersebut tidak akan dipercaya.
Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui = mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu dan sanggup terealisasi semua.
Semahal-mahal gading kalau patah tiada berharga juga = seberapa tinggi derajat seseorang kalau sudah dicederai maka tidak akan dihormati lagi.
Seorang makan cempedak, semua kena getahnya = akhir dari seseorang yang seenaknya sendiri harus ditanggung oleh banyak orang.
Sepandai pintar bajing melompat, niscaya akan jatuh juga = sepandai-pandai orang melaksanakan pekerjaannya dengan baik, maka suatu ketika juga akan pernah gagal.
Sepandai pintar bajing melompat, niscaya akan gagal juga = sama dengan atas.
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak mempunyai kegunaan = segala sesuatu hendaklah dipikir dulu, jangan hingga menyesal di kemudian hari sebab tidak berguna.
Setali tiga uang = sama saja.
Setinggi-tinggi bangau terbang, hinggapnya ke kubangan juga = seberapa jauh orang pergi merantau tetap ingin kembali ke asalnya.
Setitik menjadi laut, sekapal menjadi gunung = yang mempunyai (harta) banyak, awalnya juga dimulai dari yang sedikit.
Siang berpanas, malam berembun = orang yang sangat miskin, tidak mempunyai rumah dan tidak mempunyai tempat berteduh.
Tak ada gading ang tak retak = tak ada sesuatu yang sangat sempurna.
Takut titi kemudian tumpah = takut merugi sedikit tetapi justru merugi banyak sekali.
Tangan mencencang pundak memikul = berani berbuat harus berani bertanggung jawab.
Terapung sama hanyut terendam sama lembap = seiya sekata, sehina semalu dalam hidup berkeluarga = susah bahagia tetap dilalui bersama.
Turutkan rasa binasa, turutkan hati mati = orang yang menurunkan hawa nafsunya akhirnya binasa (mati dengan tidak hormat), sedangkan orang yang menuruti kata hati akan tetap dihormati walau sudah meninggal.
Tambah air tambah sagu = tambah pekerjaan yang dilakukan tentu akan menambah penghasilan juga.
Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan = tetap tegar walau dalam hidupnya menghadapi banyak sekali cobaan.
Tangan singkap hendak mengulur = orang yang tidak bisa tapi ingin menolong.
Titian bisa lapuk kesepakatan bisa mungkir = jangan terlalu percaya pada kesepakatan yang diberikan orang lain, sebab bisa saja tidak ditepati.
Tertunggi baga kodok dalam lubang = seorang yang menderita banyak sekali kesukaran, menerima banyak sekali kesulitan.
Timbang berat sebelah = perbuatan yang tidak adil.
Yang dikejar tiada sanggup yang dikandung berceceran = mengejar keuntungan yang tidak berhasil, sementara penghasilannya justru menjadi hilang.
Yang sejengkal tidak sanggup jadi sehasta = takdir tuhan tidak sanggup diubah oleh manusia.
Tak ada padi bernas setangkai = tidak ada sesuatu yang sangat tepat sehingga tidak punya kekurangan sedikitpun.

Jika diamati maka sesungguhnya peribahasa yang ada di Indonesia sangat unik. Pasti tidak jauh dari flora dan alam sekitar. Mengapa demikian? silahkan cek di postingan berikutnya: PERIBAHASA DAN ALAM SEKITARNYA, BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA

Buat lebih berguna, kongsi: